-->

Rangkuman Materi Kimia Dasar Titrasi Asam Basa

Rangkuman Materi Kimia Dasar Titrasi Asam Basa - Banyak cara untuk menentukan konsentrasi larutan, salah satunya melalui titrasi asam basa. Untuk dapat melakukan titrasi, ada beberapa hal yang perlu diketahui. Mari simak rangkuman materi kimia dasar titrasi asam basa.






Pengertian Titrasi merupakan suatu cara agar menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang konsentrasinya sudah di ketahui. Salah satu titrasi yang umum digunakan adalah titrasi asam basa. Sebenarnya ada titrasi jenis lain, namun untuk tingkat SMA dan Perkuliahan atau Perguruan Tinggi, yang dibahas cukup sampai titrasi asam basa.

Pengertian Titrasi asam basa merupakan analisis kuantitatif untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Satuan konsentrasi yang biasa digunakan dalam titrasi adalah molar (M). Dalam titrasi, selalu disertai penambahan indikator. Indikator berfungsi untuk mengetahui titik akhir titrasi. Titik akhir tersebut biasanya ditandai dengan perubahan warna pada larutan yang dititrasi.

Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa. Kita mengenal tiga jenis reaksi pada titrasi asam basa, yakni titrasi yang melibatkan asam kuat dan basa kuat, titrasi yang melibatkan asam lemah dan basa kuat, serta titrasi yang melibatkan asam kuat dan basa lemah. Sedangkan untuk titrasi yang melibatkan asam dan basa lemah dirumitkan oleh terhidrolisisnya kation dan anion dari garam yang terbentuk.

Ada dua titik yang harus dicermati ketika melakukan titrasi. Titik tersebut adalah titik akhir titrasi dan titik ekuivalen. Lantas apa perbedaan keduanya?

Titrasi harus dilaksanakan dengan cara mereaksikan sedikit demi setitik tetesan dan berlangsung 4x atau sedikit tetesan tetapi selalu berangsur dengan cara perlahan tapi continue dengan larutan asam atau basa melalui buret, ke dalam larutan asam/basa yang terletak dalam labu erlenmeyer, sampai keduanya tepat habis bereaksi. Hal tersebut ditandai dengan berubahnya warna indikator. Inilah yang disebut sebagai titik akhir titrasi.

Sedangkan titik ekuivalen adalah keadaan ketika jumlah mol asam sama dengan jumlah mol basa. Indikator yang harus digunakan dalam titrasi asam basa adalah harus memiliki di antara pH titik ekuivalen berada. Yang paling sulit untuk di ketahui adalah titik ekuivalennya, tetapi yang paling sangat mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi di antara sebelum atau sesudah titik ekuivalen tercapai. Titrasi wajib diberhentikan di titik terakhir titrasi dicapai yang ditandai dengan adanya perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekuivalen.


1.      Titrasi Asam Kuat-Basa Kuat
Secara stokiometri, jika konsentrasi asam dan basa yang digunakan sama, titik ekuivalen tercapai pada saat volume asam sama dengan volume basa. Untuk titrasi asam kuat dengan basa kuat, titik ekuivalen tercapai keika pH larutan sama dengan tujuh (7) yang didasarkan pada data titrasi asam-basa dari 25 cm3 HCl 0,1 yang dititrasi oleh NaOH 0,1 M. Reaksinya dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

NaOH (aq) + HCl (aq)     
   NaCl (aq)  + H2O (l)


Berdasarkan kurva titrasi HCl-NaOH tersebut dapat dilihat bahwa pada pH = 7 (larutan netral), volum NaOH 0,1 M yang digunakan adalah 25 cm3 yang sama dengan volum HCl 0,1 M. pH 7 menunjukkan bahwa hasil dari reaksi HCl-NaOH bersifat netral. Mengapa bisa terjadi? Karena, baik HCl maupun NaOH, keduanya merupakan asam dan basa kuat. Indikator yang biasa digunakan pada titrasi ini adalah phenolphtalein (PP).


2.      Titrasi Asam Kuat-Basa Lemah
Titrasi asam kuat-basa lemah digunakan untuk menentukan kadar/konsentrasi asam kuat/basa lemah dengan menggunakan basa lemah/asam kuat yang sudah diketahui konsentrasinya dengan tepat.

Pada titrasi asam kuat-basa kuat, pH yang dihasilkan kurang dari 7 karena titik ekuivalennya memiliki pH kurang dari 7. Oleh sebab itu, indikator yang paling cocok adalah indikator metil merah. Contoh dari titrasi ini adalah titrasi antara HCl dengan NH3, dengan persamaan reaksi sebagai berikut.

HCl (aq) + NH3 (aq)        →      NH4Cl (aq)
Catatan untuk titrasi HCl- NH3, karena larutan amonia lebih mudah menguap, maka akan lebih mudah bila HCl yang ditambahkan dari buret ke larutan amonia yang berada di dalam erlenmeyer. Kurva titrasi asam kuat-basa lemah digambarkan sebagai berikut.
 


3.      Titrasi asam lemah-basa kuat
Titrasi asam lemah-basa kuat digunakan untuk menentukan kadar/konsentrasi asam lemah/basa kuat dengan menggunakan basa kuat/asam lemah yang sudah diketahui konsentrasinya dengan tepat. pH yang dihasilkan oleh titrasi asam lemah dan asam kuat lebih dari 7. Contohnya titrasi antara CH3COOH-NaOH berikut.

CH
3COOH (aq)  + NaOH (aq)           CH3COONa (aq)
Pada titrasi asam lemah dan basa kuat, mulanya terjadi perubahan pH yang cepat, namun kemudian semakin melambat sampai mendekati titik ekuivalen. Lambatnya kenaikan pH tersebut karena larutan penyangga yang dihasilkan oleh penambahan basa kuat (CH3COONa merupakan larutan penyangga).
Sifat penyangga ini mampu mempertahankan pH sampai basa yang ditambahkan sedikit berlebih (bila lebihnya banyak, fungsi penyangga juga dapat terganggu). Setelah itu, pH naik lebih cepat saat titik ekuivalen. Indikator yang sering digunakan pada titrasi asam lemah-basa kuat yaitu indikator phenolphtalein. Berikut kurva pada titrasi asam lemah-basa kuat.

Sekian rangkuman materi titrasi asam basa. Meski tidak banyak, tapi semoga bermanfaat untuk memahami mengenai titrasi asam basa ya.

Baca Juga : Struktur Atom dan Sistem Periodik

0 Response to "Rangkuman Materi Kimia Dasar Titrasi Asam Basa"

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel